Oknum Pegawai Lapas Kalianda Larang Media Liput Sertijab Kalapas




Lampung Selatan - Oknum pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Kalianda, Lampung Selatan, melarang 2 orang awak media meliput kegiatan serah terima jabatan (Sertijab) Kalapas.

Sebelumnya, beredar undangan di kalangan awak media terkait kegiatan Sertijab Kalapas Kalianda dari Chandran Lestyono ke Beni Nurrohman, sekaligus makan siang bersama, Sabtu (1/2/2025), sekitar jam: 11.30 WIB.

Dari pantauan di lapangan, sekitar pukul 11.45 sejumlah 34 awak media masuk kedalam lapas menuju depan aula dan langsung santap siang.

Lalu, kisaran pukul 12.05 WIB wartawan MNC TV Heri Fulistiawan dan Sri Widodo wartawan Liputan 4, tiba di Lapas Kalianda memenuhi undangan Sertijab Kalapas.

Sayangnya, keduanya ditolak mentah-mentah masuk kedalam Lapas dengan alasan kuota awak media hanya sejumlah 30 orang. Padahal, didalam sudah ada 34 wartawan.

Heri Fulistiawan mengatakan, dirinya diundang untuk meliput Sertijab Kalapas Kalianda namun malah mendapat penolakan saat akan masuk.

"Tadi sedikit ada insiden, kita diundang untuk liputan Sertijab Kalapas. Pas saya masuk ke pintu masuk ijin sama petugas tapi tidak diperkenankan masuk, karena alasannya kuotanya tidak ada lagi. Dia bilangnya 30 orang tapi (didalam) sudah mencapai 34 orang," buka Heri Fulistiawan, di pelataran parkir Lapas Kalianda, Sabtu (1/2/2025).

Dirinya menyebut, sempat mendapat bantuan dari pegawai Lapas lainnya supaya bisa masuk kedalam lokasi acara Sertijab. Sayangnya, hal itu tak digubris petugas Humas Lapas Kalianda inisial F.

"Saya tadi juga dibantuin sama petugas lainnya di telpon sama Humas, ada 2 orang lagi nih mau masuk. Saya menyayangkan dia (Humas) menjawab kok 'yaudah biarin aja', seharusnya kan dijelaskan dulu mendatangi kami. Kita tahu di Lapas ini tidak boleh sembarang masuk, kita sadar diri," sambungnya.

Hingga pukul 13.00 WIB, Heri Fulistiawan dan Sri Widodo tetap belum diperkenankan masuk kedalam Lapas Kalianda. Bahkan, sejumlah anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Lampung melakukan aksi solidaritas keluar dari dalam Lapas.

"Belum bisa masuk, ini rekan-rekan yang didalam malah keluar tidak tahu kenapa. Sepertinya mereka mau menemani saya," sebut Bendahara IJTI Pengda Lampung ini.

Ia sangat menyayangkan insiden pelarangan masuk kedalam lapas untuk melakukan kegiatan peliputan Sertijab Kalapas Kalianda, dan dinilai tidak selaras dengan semangat kebebasan pers.

"Ya menyayangkan. Bahwa kita ini kan dilindungi Undang-undang ya kebebasan pers berhak untuk (liputan) itu, kami menyayangkan saja, preseden buruk lah untuk pegawai di Lapas itu sendiri kenapa kok jawabannya yaudah biarin aja," kritik Heri Fulistiawan.

Heri Fulistiawan menduga, aksi pelarangan dirinya untuk meliput dilakukan oleh oknum pegawai Humas Lapas Kalianda, meski ia mencoba menghubungi seseorang inisial F namun tidak direspon.

"Informasinya sih Humas nya, saya belum kenal sih belum kenalan tadi saya juga sempat telepon tapi tidak diangkat," keluhnya.

Disinggung mengenai langkah lanjutan terkait insiden pelarangan tersebut, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Ketua IJTI Pengda Lampung, Andri Kurniawan.

"Lagi saya koordinasikan dengan Ketua IJTI, bagaimana bagusnya menurut Pengda IJTI Lampung," tutupnya.

Dikonfirmasi insiden pelarangan itu, Kalapas Kalianda yang baru, Beni Nurrahman berkilah, dirinya baru resmi menjabat per hari ini dan tidak perlu dipermasalahkan.

"Saya kan baru serah terima ya, untuk rekan-rekan media kalau saya sudah masuk mulai hari ini siang ini sudah aktif tidak usah khawatir pintu terbuka untuk pribadi atau secara organisasi saya siap menerima saudara-saudara sekalian. Karena memang corong dari Lembaga Pemasyarakatan ini berita positif adanya di saudara media, jadi hal tersebut saya rasa tidak usah dipermasalahkan ya, karena saya baru saja tanda tangan Sertijab," kata dia.

Disoal insiden pelarangan peliputan merupakan miskomunikasi dengan Humas Lapas Kalianda, Beni Nurrahman menyatakan, tak tahu menahu.

"Saya kan belum tahu nih kan baru hari ini, makanya saya bilang tolong harap dimaklumi dulu ya saya belum tahu apa yang terjadi,
Kalau dibilang saya ini masih jadi pengantin. Mulai siang ini besok dan seterusnya begitu tadi pak Chandran lepas, itu sudah kewenangan saya," ujarnya.

"Untuk masalah tadi pagi, mungkin harapan saya kawan-kawan media dimaklumi dulu ya, nanti saya telusuri apa miskomunikasi atau bagaimana," timpal Beni Nurrahman.

Ia sempat menyampaikan, insiden pelarangan peliputan akan diselesaikan lewat ngopi bareng atau coffee morning dan lain sebagainya .

"Saya yang mendatangi atau kawan-kawan secara pribadi atau organisasi mendatangi saya tidak masalah. Mohon ijin ya satu persatu jabatannya apa yang ada didalam Lapas ini saya belum kenal, nanti setelah ini akan saya sampaikan keberatan saudara-saudara sekalian agar kedepannya tidak lagi terjadi lagi. Hal-hal yang lain yang bisa kita selesaikan secara kekeluargaan ya sudahlah, saya open dengan media," tegasnya.

Beni Nurrahman bercerita, dirinya dulu pernah bertugas di Lapas Kota Agung, Rutan Krui, dan Lapas Ciamis. Ditelisik apakah akan ada evaluasi terhadap pegawai paska insiden pelarangan peliputan, ia menjawab kejadian itu menjadi pembelajaran.

"Kalau evaluasi kita lihat nanti ya. Seperti yang saya sampaikan kalau Humas ini saya belum tahu siapa-siapa anggotanya, tentunya ini pembelajaran bagi kami bagi saya supaya ini jangan sampai terjadi lagi. Dan saya janji, saya pastikan ini tidak akan terulang lagi ya," pungkasnya.(*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama